jurnalmega.com, Spirit Kartini bertransformasi dalam diri perempuan masa kini. Itu terlihat dari geliat mereka dalam menggapai impian seperti apa yang dilakukan Kartini di eranya.
Buku kumpulan surat milik R.A Kartini ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’ telah menyiratkan banyak hal tentang perempuan, kemauan, dorongan, dan kemampuan melampaui halang rintang.
Satu hal yang saya amati ada pada diri mereka para yogini di Bali yang berupaya bergerak melakukan perubahan baik secara fisik maupun psikis.
Baca juga artikel Tips Beryoga Saat Puasa
Power Vinyasa dan Spirit Berbagi
Memiliki keinginan besar untuk berbagi mendorong semangatnya untuk beryoga. Melalui yoga dia bisa menjadi pribadi yang terus menebarkan spirit kebaikan. Bagi Kadek Meirnawaty, menjadi guru yoga bukanlah tujuan utama melainkan murni sebagai jembatan berbagi ilmu dan pengalaman untuk mereka yang membutuhkan.
“Saya memberi sesuai porsi yang saya miliki, pun saya menerima apa pun yang semesta berikan dalam hidup ini,” kata perempuan yang akrab disapa Dek Mirna itu.
Tahun 2015 jadi awal Dek Mirna menyukai yoga. Dimulai dari seringnya melihat anak perempuannya berlaih yoga di sela-sela kegiatan menarinya. Dari situ dia pun mulai menekuni yoga secara rutin dan mendapat manfaat lain yoga juga mampu memberikan ketenangan, keseimbangan diri, dan kesehatan.
Terbukti kini asam lambungnya tak pernah lagi datang menganggu. Lingkungan keluarga yang mendukung penuh proes penyembuhannya. Dia pun sadar meski menjadi seorang pengajar dia tetap menjalankan kewajibannya sebagai ibu, pun fungsinya dalam keluarga, menjalani bisnis, dan adat.
Di sisi lain ada Suma Arissana menjadikan Vinyasa sebagai tambatan hatinya. Itulah kemudian yang dipilih Suma dalam berbagi ilmu kepada murid-muridnya. Awal beryoga, Suma hanya berniat memperbaiki pola hidup untuk menyembuhkan penyakit Gerd (gastroesophageal reflux disease) atau asam lambung yang dideritanya.
Setelah hampir 5 tahun beryoga tak hanya fisik yang membaik, dia pun mendapati perubahan besar dalam hal menanggapi masalah, jadi lebih kuat, tahan banting, tidak panik, menerima dan tak lagi menghindari.
“Sejak menjadi guru yoga saya jadi lebih kreatif dalam berlatih mandiri. Karena saya ingin membagi sesuatu yang saya lakukan terlebih dahulu,” kata Suma.
Beruntung dia memiliki lingkungan yang mendukung proses perubahan. Bersama saudara dekatnya yang juga seorang praktisi yoga membuatnya nyaman memiliki seseorang yang sevibrasi untuk diajak berbagi cerita.
Dia pun meyakini bahwa kita perempuan adalah makhluk kuat, punya hasrat dan kemampuan untuk menggapai impian tanpa batas.
Meskipun sudah berkeluarga, perempuan tetap perlu untuk membekali diri dengan skill, selalu mengasah karakter, upgrade ilmu baru, berani untuk keluar dari zona nyaman, dan menjadi mandiri laiknya Kartini masa kini.
“Bagi saya, generasi penerus bangsa yang cerdas, tangguh, serta berkepribadian baik adalah generasi yang dididik dari rumah. Dari sosok perempuan atau figur seorang Ibu yang pintar adalah koentji. Seorang Ibu dan perempuan yang menjunjung tinggi impian masa depannya pun merupakan aset bangsa.”
Meditasi & Hatha Sebagai Jalan Komunikasi ke Dalam Diri
Kondisi depresi yang menjurus ke kondisi psikosomatis yang dialami Puspa Anom beberapa tahun lalu menjadi awal perkenalannya pada dunia yoga. Selain kesembuhan secara psikis dan mental, dia pun tersadar akan pentingnya kesadaran dan konsistensi dalam menjaga kondisi diri.
Dia pun bertekad untuk rajin ‘mengisi diri’ agar bisa berbagi pada mereka yang membutuhkan. Menjadi pengajar yoga sejak 2020 mengubah sudut pandannya mengenai hidup. Mulai dari perbedaan rutinitas dan pola hidup, menjadi lebih konsisten, rajin dalam berlatih, dan upgrade ilmu.
Selain itu, dia pun merasa menjadi lebih bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan yoga maupun meditasi terutama bagi sesama perempuan yang ingin mendapati hidup yang lebih baik.
Perempuan sudah semestinya berani bermimpi. Kesempatan begitu terbuka untuk kita mewujudkan segala impian. “Ketika kita punya mimpi, maka mulailah untuk mewujudkannya, meski dari usaha sekecil apa pun,” ucap perempuan asli Bali tersebut.
Dia pun memercayai slogan dalam beryoga yang berkolerasi dengan prinsip perempuan mengejar mimpinya, “Keep practice and all will come.”
“Tetaplah berusaha dan mencoba karena suatu hari pasti akan ada hasilnya.” Ini berlaku bagi siapa pun tanpa terkecuali terkhusus mereka yang tak pernah lelah berusaha mencapainya.
Baca juga artikel Puasa dan Esensi Memaafkan
Memahami Arti Keseimbangan dari Wheel Yoga
‘Menyeimbangkan hidup dan berusaha membawa keseimbangan itu di kehidupan kita sehari-hari’ menjadi ungkapan yang saya garis bawahi dari Mbak Luzy.
Perempuan yang mulai rajin yoga karena sakit lower back pain acute yang dialaminya itu kerap membagikan insight saat mengajar.
Dia yang mulai rutin beryoga sejak 2016 kini telah bertansformasi menjadi seorang guru yang memiliki kekhasan.
Berlatih yoga dengan menggunakan wheel itu tidak mudah. Karena latihan ini mengajarkan kita untuk seimbang antara menggerakkan tubuh agar selaras dengan wheel tersebut.
Selain Wheel Yoga, Luzy juga menekuni Yin Yoga yang baginya menjadi jalan untuk memperdalam sisi functional di tiap pose. Dia pun meneruskan dengan menyelesaikan 500 jam agar bisa mengupas satu per satu hubungan tubuh, pikiran, dan jiwa.
Bagi dirinya, tantangan terbesar menjadi guru yoga adalah bagaimana menjalankan apa yang diucapkannya sendiri.
“Action is always louder than words,” Bagi Luzy, aksi nyata tetap lebih keras (nyaring) daripada sekedar kata-kata. Komitmen itu yang membuat Luzy semangat menjalani hari-harinya termasuk dalam menggapai mimpi.
“Jangan takut untuk bermimpi, dari mimpi kita bisa mengetahui ke mana arah kita melangkah. Sertakan Tuhan dalam setiap mimpi kita. Karena jika kita berjuang sendiri, kita tidak akan mampu. But with God in our side who can be against us.”
Selalu ada pelajaran yang bisa dipetik meskipun kita berada di lingkungan yang kurang mendukung. Kuncinya ada pada bagaimana merubah perspektif kita untuk melakukan penyesuaian di lingkungan tersebut.
Baca juga artikel Wheel Yoga
Ashtanga dari Self Healing Menuju Keselarasan
Menjadi penderita skoliosis sejak remaja dengan tingkat kemiringan yang cukup berat dan mengalami gangguan ketisakseimbangan hormon akibat pola hidup yang tidak sehat. Berbenah ke dalam diri menjadi panggilan terkuat yang membuat seorang Nikki Indrawaty menekuni yoga, Ashtanga tepatnya.
Sepuluh tahun membersamai yoga menghadirkan ragam perubahan baik. Apalagi setelah memutuskan menjadi seorang pengajar membuat Nikki menjadikan proses itu sebagai jalan kesembuhan atau self healing.
“Mengatasi ketakutan dan keraguan diri sendiri saya rasakan menjadi tantangan terbesar. Meski begitu saya memilih tetap menjalani dan tidak lari. Justru keberanian itu yang mengantarkan saya menemukan jalan hidup yang selama ini saya cari. Saya pun menjalaninya dengan senang hati.”
Meski keluarga dan orang-orang terdekatnya sempat merasa khawatir dengan kondisi financialnya, namun Nikki tetap meyakini bahwa jalan yoga yang dipilihnya akan bisa memberi kehidupan yang layak kelak.
Bicara soal mimpi, Nikki punya tanggapan yang saya rasa cukup unik. Ini menggambarkan bahwa dia sungguh meresapi arti pencapaian yang sebenarnya.
“Saya meyakini pentingnya memiliki mimpi yang ingin diwujudkan. Namun, jalan yoga yang saya jalani ini mengajarkan saya untuk hidup di saat kini. Tugas saya hanya menciptakan ruang agar hal-hal yang terjadi selaras dengan alam semesta.
Mimpi membuat kita selalu hidup di masa yang akan datang kadang kita malah lupa untuk memaknai saat kini di mana kehidupan yang sesungguhnya sedang terjadi serta mensukuri saat ini seapa-adanya.”
Artikel tentang Ashtanga VInyasa
Kesimpulan
Kelima yogini itu mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga kesehatan diri, memerhatikan, dan memberikan perhatian pada diri sebaik yang kita mampu lakukan. Karena hanya mereka yang sehat lahir batin akan dapat menyebarkan energi cinta kasih bagi sekeliling.
Menjadi perempuan yang memiliki impian tentu tak salah, justru harus karena itulah yang membuat hidup kita lebih bersemangat, namun meski menyiapkan masa depan yang lebih baik kita tetap harus bisa menikmati dan bersyukur atas masa sekarang, masa saat ini yang Tuhan sudah anugerahkan.
Selamat Hari Kartini buat kita semua. Tetaplah menebar kebaikan agar kehidupan baik akan tetap ada.
sungguh menginspirasi