Menyusuri Pemikiran Kreatif dalam Antologi Emerging Writers 2010-2023

Sejak pertama kali saya menghadiri Ubud Writers & Readers Festival pada 2018, Antologi Emerging Writers selalu menjadi incaran setelah registrasi. Saat itu, saya tertarik dengan tema yang diusung, yaitu Jagadhita: The World We Create. Meskipun awalnya saya belum mengenal lebih dalam tentang isi atau penulisnya, buku ini langsung menarik perhatian.

Antologi Emerging Writers adalah kumpulan karya penulis baru yang mencerminkan kreativitas dan bakat sastra yang sedang berkembang. Antologi ini tidak hanya menjadi wadah bagi penulis baru untuk memperkenalkan karya mereka, tetapi juga menyampaikan pesan kuat tentang berbagai aspek kehidupan manusia. Tema-tema yang diangkat sangat variatif, mencakup emosi, refleksi sosial, dan isu-isu penting dunia. Koleksi ini penting bagi saya, dan saya ingin berbagi pemikiran saya agar lebih banyak orang bisa menikmati karya-karya ini.

Mari kita jelajahi tema-tema menarik dari berbagai edisi Antologi Emerging Writers selama beberapa tahun terakhir.

1. Antologi Emerging Writers 2010: Harmony in Diversity

Tema “Harmony in Diversity” menyoroti pentingnya keberagaman dalam menciptakan harmoni di tengah dunia yang terpolarisasi. Dalam karya-karya ini, kita belajar bahwa perbedaan budaya, ide, dan perspektif justru memperkuat masyarakat. Bagi saya, tema ini relevan dengan situasi global saat ini, di mana perbedaan sering kali dianggap sebagai ancaman, padahal seharusnya menjadi kekayaan yang memperkaya kehidupan kita.

2. Antologi Emerging Writers 2011: Cultivate The Land Within

Pada edisi 2011, tema “Cultivate The Land Within” mengajak pembaca untuk merawat diri secara spiritual dan emosional. Kesehatan mental sering kali terlupakan dalam kesibukan hidup modern. Penulis-penulis di dalamnya menyampaikan perjalanan introspektif yang mendalam, mengingatkan kita akan pentingnya keseimbangan jiwa dan raga. Karya-karya ini memberikan saya oase di tengah hiruk-pikuk kehidupan.

3. Antologi Emerging Writers 2013: Through Darkness to Light

Tema “Through Darkness to Light” menggambarkan perjalanan dari kesulitan menuju harapan. Setiap cerita penuh dengan perjuangan, kehilangan, dan pengorbanan, namun ada selalu secercah cahaya di ujung jalan. Saya kagum bagaimana penulis-penulis mampu mengubah penderitaan menjadi kekuatan, dan menunjukkan bahwa badai pasti berlalu. Buku ini adalah pengingat bahwa ada harapan di balik setiap tantangan.

4. Antologi Emerging Writers 2018: The World We Create

Edisi ini berfokus pada tanggung jawab manusia dalam membentuk dunia kita. Tema “The World We Create” membawa refleksi tentang dampak pilihan kita terhadap ekosistem, kebudayaan, dan kehidupan sosial. Salah satu cerita favorit saya adalah Kak Sulaeman karya Darmawati Majid, yang memberikan sudut pandang mendalam tentang dunia yang kita ciptakan. Buku ini menantang kita untuk berpikir lebih jauh tentang peran kita dalam menciptakan masa depan yang lebih baik.

5. Antologi Emerging Writers 2019: Karma

Tema “Karma” menggali dimensi spiritual tentang sebab-akibat dari tindakan kita. Cerpen Anak Kucing Leti oleh Chanra Bientang dan Nyanyian Pilu Meo Oni karya Lita Lestianti adalah favorit saya di edisi ini. Buku ini mengingatkan kita bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi, dan sering kali, karma bekerja dengan cara yang tak terduga.

6. Antologi Emerging Writers 2022: Uniting Humanity

Setelah absen selama dua tahun akibat pandemi COVID-19, edisi “Uniting Humanity” menghadirkan cerita-cerita tentang upaya manusia untuk bersatu dalam menghadapi tantangan. Karya-karya ini mengajarkan bahwa persatuan bisa dicapai dengan fokus pada nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Bagi saya, antologi ini sangat relevan di era yang sering kali terpecah belah.

7. Antologi Emerging Writers 2023: Past, Present, Future

Dalam perayaan 20 tahun Ubud Writers & Readers Festival, edisi “Past, Present, Future” menghadirkan refleksi tentang perjalanan manusia melalui waktu. Setiap cerita menggambarkan bagaimana masa lalu membentuk masa kini, dan bagaimana tindakan kita hari ini membentuk masa depan. Membaca karya-karya di sini, saya merasa terinspirasi untuk merefleksikan perjalanan hidup saya sendiri.


Membaca antologi-antologi ini selalu memberikan saya pengalaman yang mendalam. Setiap halaman menawarkan renungan tentang makna hidup. Sebagai orang Bali, saya bangga menjadi bagian dari festival ini. Setiap bulan Oktober, saya menantikan agenda Ubud Writers & Readers Festival dan menandai sesi-sesi yang akan saya hadiri. Semoga kalian juga bisa hadir tahun ini.

See you in Bali!

Leave a Comment