jurnalmega.com, Tahun 2001 jadi waktu titik balik buat diri saya pribadi. Di mana di tahun itulah kali pertama menjejakkan kaki di dunia kerja yang sempat mematik rasa limbung, bingung. Bagaimana tidak, belum juga resmi memeroleh ijazah SMU, saya harus menyegerakkan diri mencari kerja demi mendapat sumber penghasilan. Di usia yang baru menginjak 17 tahun, pikiran saya diliputi ragam pertanyaan;
“Mampukah saya bekerja tanpa berbekal pengalaman apa-apa?”
“Bisakah saya bersaing dengan mereka yang lebih terbekali dari segi pendidikan?”
Namun, saat itu tak ada pilihan selain maju menghadapi apa yang ada di depan mata. Tahun-tahun pertama di dunia kerja hanya bermodal keberanian dan komitmen kuat. Meski kadang ada rasa hendak menyerah. Tapi jika menyerah, lalu jadi apa saya dan mau apa setelahnya?
The Secret – Law of Attraction
The Secret
#jurnalmegaDalam ragam kekalutan dan kelelahan batin, saya mendapati satu pencerahan dari sebuah buku berjudul The Secret. Buku karya Rondha Byrne yang rilis di sekitar tahun 2006-an itu menjadi santapan batin yang menyuntik semangat dan keyakinan dalam diri saya.
Buku yang berisi tentang hukum tarik-menarik (law of attaracttion) atas kepercayaan dan keyakinan kita dalam menjalani hidup. Ini tak hanya sekadar tentang berpikir positif, tapi juga tentang pentingnya menanamkan keyakinan (believe) akan tujuan yang hendak kita capai. Saat kita meyakini sesuatu, dan terus bergerak maka alam semesta akan mendukung selaras dengan vibrasi yang diri kita pancarkan.
The Secret mengubah banyak hal dalam hidup saya terutama tentang membentuk Believe System (sistem kepercayaan) dalam benak. Kala itu pikiran saya teramat sederhana yaitu siapa lagi yang mampu menyemangati jika bukan diri kita sendiri.
Jika saya saja tak percaya bahwa saya mampu melewati halang rintang di dunia kerja, bagaimana orang di sekeliling saya bisa memercayai saya?
Hal itu kemudian berakar dan beranak-pinak di benak saya hingga kini.
Ketika sedang dalam keadaan tak termotivasi, down, tak bersemangat, saya memilih untuk memberi impuls baik pada diri. Ketika kita bilang ke diri sendiri bahwa kita mampu, maka akan ada cara untuk mencapainya. Tapi, jika sedang lelah maka diam sesaat, beistirahat, lalu lanjutkan lagi perjalanan.
Geliat Semangat dari Tanah Belitong
Buku karya Andrea Hirata menjadi buku berikutnya yang turut menyumbang inspirasi di hidup saya. Mengenal dan membaca buku ini sekitar tahun 2010, tahun di mana saya memulai karir di dunia hospitality industry. Pekerjaan yang lama saya idamkan dan terwujud, namun ternyata penuh tantangan dalam menjalaninya.
Saat itu saya berada di antara rekan kerja yang sudah lebih dulu mencecap pengalaman di dunia perhotelah jadi tantangan bagi saya. Bagaimana ‘mengejar ketertinggalan’ agar bisa sejalan dan bisa bekerja sama dengan mereka?
Dalam buku Laskar Pelangi, saya bisa merasakan carut marut usaha Pak Guru Harfan dan Ibu guru Muslimah Hafsari (Bu Mus), seorang guru perempuan di sekolah itu. Mereka mendidik 11 anak Belitong membelalakkan mata saya bahwa tak semua dalam hidup itu hanya soal uang. Mereka pun rela berpayah upaya mengajari murid-murid mereka tanpa diimbali materi yang setimpal.
Juga tentang kehidupan Ikal, bujang yang giat bersekolah demi menggapai cita ingin menimba ilmu di negeri orang. Geliat pantang menyerah milik Ikal juga menyulut keberanian yang selama ini tertidur dalam diri saya. Bagaimana bisa dia, anak laki-laki dari keluarga berlatar ekonomi rendah dari pelosok begitu giatnya menggapai cita-cita?
“Menarilah dan terus tertawa,
Walau dunia tak seindah surga.
Bersyukurlah pada Yang Kuasa,
Cinta kita di dunia. Selamanya…”
Beberapa baris dari soundtrack lagu itu masih teringat. Cinta yang dimaksudkan di sini adalah tentang sebuah cinta kepada kehidupan, dan kebersyukururan pada tuhan atas anugerah yang diberikan.
“Ikal aja bisa, kita pun pasti bisa asalkan ada kemauan. Terima kasih, Ikal dkk kisah tentangmu tetap menyemangati.”
Merry Riana Dengan Mimpi Sejuta Dollar-nya
Perempuan yang berciri khas dengan baju merahnya membuat mata saya terpatri. Bukunya yang berjudul Mimpi Sejuta Dollar membuat saya terdiam beberapa helaan napas.
“Ini buku tentang apa ya?”
“Cara dapat uang sejuta dollar, kah? Atau…” tanya yang muncul dalam benak.
Akhirnya setelah membaca secara utuh saya mendapati banyak insight tentang semangat juang seorang perempuan muda yang harus rela study jauh keluar Indonesia akibat kerusuhan yang terjadi pada Mei 1998 lalu.
Sekolah di luar negeri tak lantas membuatnya mereguk kenyamanan. Alih-alih nyaman, Merry Riana harus berjuang bertahan hidup dengan uang yang terbatas. Cerita tentang berbekal roti tawar dan makan di toilet membuat saya terpana. Biasanya anak kuliah kan makan di kantin sekolah bersama teman-teman seusianya. Merry Riana tak bisa menikmati ideal hidup seorang remaja di rantau.
“Pelajaran penting yang bisa diambil dari fase ini adalah tidak putus asa, terus mencari jalan keluar terbaik, dan berani menghadapi tantangan!”
“Kita ditantang untuk menguatkan fisik dan mental. Teruslah membangun tekad dan keyakinan. Sebab, tak bisa dipungkiri, di masa-masa awal yang sulit inilah diperlukan suntikan semangat agar tak tumbang sebelum sampai di tujuan.”