jurnalmega.com – Tulisan ini saya buka dengan satu ungkapan jujur, “Mencuri Raden Saleh betul-betul mencuri perhatian,”
Bagaimana tidak, dua kali pergi ke bioskop demi untuk nontonnya. Satu hal yang teramat jarang saya lakukan apalagi kalau bukan untuk melihat ulang lihainya aksi komplotan pencuri.
Lalu, saya pun rela jadi bagian komplotan itu ^-^
Terlebih film popular layar lebar bertemakan seni rupa belum pernah ada sebelumnya (sepengetahuan saya). Ini juga merupakan sebuah diskursus seni rupa Indonesia yang menjadi nilai tambah film bergenre action drama ‘Mencuri Raden Saleh (MRS)’.
Daya tarik terkuat film ini ada pada alur cerita, ketegangan yang dibangun, plot twist berlapis, sampai ide ceritanya tentang seni rupa Indonesia yang terbilang unik, sampai kesan-pesan yang terselip.
Anomali Perilaku
Diantara sekian banyak insight, sesuatu tentang daya dorong kepentingan manusia yang menurut saya paling mendominasi.
Ya, lagi-lagi soal kepentingan. Dalam tiap tindak-tanduk perilaku manusia tak lain digerakkan oleh kepentingannya masing-masing. Entah mereka seorang aparat negara ataupun warga sipil. Semuanya tentang kepentingan. Tentu terlepas dari baik buruknya dampak yang ditimbulkan. Sungguh sebuah anomali perilaku yang nyata.
Film besutan Angga Dwimas Sasongko ini menampilkan beragam perilaku manusia dengan kepentingannya masing-masing. Bercerita tentang sekelompok anak muda (Piko, Ucup, Sarah, Fella, Tuktuk, dan Gofar) sepakat melakukan perlawanan atas pengkhianatan yang mereka alami.
Piko (Iqbaal Ramadhan) diceritakan sebagai anak muda berprofesi sebagai forger (pemalsu) lukisan hasil karya maestro negeri. Hal itu dilakukannya tak lain untuk menutupi biaya kuliahnya.
Piko berteman akrab dengan Ucup (Yusuf Hamdan) diperankan oleh Angga Yunanda. Di sana dia berperan seorang hacker, pemain crypto, yang juga penjual barang-barang palsu. Dia sih menyebut bukan barang palsu, tapi “Affordable price supaya nggak hanya orang kaya yang bisa beli barang bermerek,” kata Ucup menegaskan.
Piko dan Ucup sepasang sahabat sejati. Mereka kerap saling mendukung termasuk dalam misi memenuhi tawaran duplikasi lukisan karya Raden Saleh dari seorang kurator negara, Dini namanya. Imbalan fantastis sebesar Rp 2 miliar akan jadi milik Piko bila ia bisa menyelesaikan replika lukisan ‘Penangkapan Diponegoro’ dalam tempo satu bulan. Dia pun tak dapat menolak karena uang tersebut bisa digunakannya untuk membebaskan sang ayah, Budiman Subiakto (Dwi Sasono) dari tahanan.
Arti Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro
Kisah Historis di Balik Lukisan “Penangkapan Pangeran Diponegoro”
Sejarah penangkapan Pangeran Diponegoro disebabkan oleh pengkhianatan Belanda yang kala itu melanggar kesepakatan gencatan senjata selama bulan Ramadan. Pangeran Diponegoro berhasil dijebak dan ditangkap di hari kedua Lebaran, 28 Maret 1830, yang kemudian mengakhiri perjuangan Perang Jawa (1825-1830).
Raden Saleh Sjarif menciptakan karya “Penangkapan Pengeran Diponegoro” sebagai sebuah simbol perlawanan gigih rakyat Jawa pun merupakan ejekan untuk pemerintah Belanda yang melakukan tipu muslihat.
Sketsa awal lukisan ini dibuat tahun 1856 dan setahun kemudian dihadiahkannya kepada Raja Belanda, Willem III. Berita tersebut diwartakannya melalui surat kepada rekannya di Jerman, Duke Ernst II dari Sachesen-Coburg dan Gotha pada 12 Maret 1857.
Lukisan ini pula merupakan bentuk tandingan atas lukisan “Penyerahan Pangeran Diponegoro kepada Jenderal De Kock” karya Nicolas Pieneman (1809-1860). Dalam lukisan milik Raden Saleh, sosok Pangeran Diponegoro tampak gagah, penuh keagungan, dan semangat bara perjuangan.
“Penangkapan Pangeran Diponegoro” di Mata Piko
Bagi Piko lukisan Penangkapan Diponegoro memiliki emosi dan kaya akan simbol. Ini juga tak hanya tentang kerumitan, kompleksitas warna, dan ambigu tentang waktu kejadian yang itu entah pagi hari atau senja, namun tentang simbol simbol perlawanan.
Hal itu tergambar dari orang-orang Belanda yang tampak kerdil, ukuran kepala yang dibuat lebih besar, sedangkan sosok Diponegoro dibuat gagah dan menantang mereka yang hendak menangkapnya.
Berbekal data restorasi tahun 2012 yang didapat Ucup, Piko akhirnya mampu mengeksekusi dan membereskan lukisan dengan amat apik, rapih, dan juga tepat waktu. Berdasar data internet menyebut bahwa restorasi lukisan dilakukan tahun 2013 oleh Susanne Erhards, seorang ahli restorasi dari Jerman, dengan dukungan Yayasan Arsari Djojohadikusumo dan Goethe Institue Indonesia.
Di film itu terlihat betul pendalaman Iqbaal Ramadhan dalam memerankan sosok Piko Subiakto. Caranya memegang kuas, menorehkannya di kanvas, emosi, mimik wajah, sampai penampilannya dengan berambut panjang, membuatnya tampak seperti pelukis betulan.
Demi sebuah pendalaman karakter, Angga Dwimas Sasongko menyempatkan waktu mengajaknya ke Jogja bertemu dengan dua pelukis dengan dua metode yang berbeda. Di situlah kemudian Iqbaal Ramadhan berproses dan melebur menjadi Piko yang sentimental.
Baca juga : Review film Top Gun Maverick
Sosok Penggerak dalam Film Mencuri Raden Saleh
Film hasil rumah produksi Visinema Pictures ini berhasil menanam tokoh pada figur aktor & aktris yang tepat dan kuat.
Permadi (Tyo Pakusadewo) – Si Mantan Presiden RI
Selain Piko dan Ucup. Saya pribadi berhasil dibuat gemas dengan tokoh Permadi, Dini, Sarah, Fella, Tuktuk dan Gofar.
Permadi yang diperankan aktor kawakan, Tyo Pakusadewo hadir dengan memerankan sebagai seorang mantan presiden yang konon menyimpan ‘dendam’ kepada Negara yang membuat karir politiknya terpuruk. Padahal itu terjadi karena ulah anaknya sendiri yang ketahuan korupsi.
Melihat Permadi saya kemudian berpikir apakah mereka yang berkecimpung di dunia politk ‘selicin’ itu? Atau bisa saja kelicinan Permadi itu belum ada apa-apanya dibanding realitanya?
Permadi merasa bebas membalaskan dendamnya dengan uang yang dia miliki. Sampai dengan lihai memperalat Piko dan kelima temannya.
Namun, dia lupa bahwa tak semua orang rela begitu saja untuk diinjak-injak meski mereka hanya penduduk sipil.
Layaknya pesan yang tersemat dalam lukisan Penangkapan Diponegoro tentang sebuah perlawanan atas penghianatan.
Dini (Atiqah Hasiholan) – Si Kurator Negara yang Oportunis
Berikutnya ada sosok Dini yang diperankan Atiqah Hasiholan. Kehadiran Dini bisa dibilang menggemaskan, dia tergambarkan sebagai sosok yang oportunis, licik, dan licin. Baginya apa yang bisa jadi uang akan dilibasnya. Tak peduli tentang apa itu kepercayaan dan pengkhianatan. Karena yang bisa membuatnya bergeming hanyalah uang.
Mulanya dia tampak sebagai curator yang juga tangan kanan Permadi yang taat, ternyata di balik itu Permadi pun dilibasnya.
Sarah (Aghniny Haque) dan Fella (Rachel Amanda)
Berikutnya ada Sarah dan Fella. Sarah (Aghniny Haque) dan Fella (Rachel Amanda). Sarah anak kuliahan, seorang atlet taekwondo, yang juga pacar Piko. Ternyata di usia yang masih terbilang muda, Sarah harus menanggung hidup Omanya. Mereka yang hanya tinggal berdua di rumah pensiunan sang kakek harus bersiap mengosongkannya karena rumah itu akan pindah tangan. Sarah berusaha mencari berbagai cara, termasuk untuk bisa masuk PON agar beasiswa kuliahnya berlanjut.
Berbading terbalik dengan Fella yang anak seorang konglomerat. Fella bukan orang yang kesulitan uang, namun sayang hidupnya sepi.
Kedua orang tuanya sibuk bekerja, sampai hari-harinya dia justru lebih dekat dengan aisten sang ibu ketimbang ibunya sendiri. Untuk melampiaskan sisi sepi, Fella menjadi bandar judi tentu bukan karena uang, tapi karena Fella ingin jadi pusat perhatian, satu hal yang tidak dia dapati di rumahnya.
Tuktuk dan Gofar
Ada juga sosok kakak beradik Tuktuk (Ari Irham) dan Gofar (Umay Shahab). Meski berbeda ibu, tapi kerekatan persaudaraan mereka patut diacungi jempol. Cara Gofar membela adiknya saat tertangkap polisi ketika melakukan aksi penukaran lukisan menunjukkan bahwa ia adalah kakak yang bertanggung jawab.
Ide-ide cemerlang kerap muncul secara acak, ketika mereka menyusun rencana demi rencana untuk sebuah kata perlawanan.
Kompleksitas latar belakang itulah yang membuat Geng Mencuri Raden Saleh kian genap. Aksi-aksi menegangkan ditebar dalam tiap adegan.
Kesan Pesan untuk Mencuri Raden Saleh
Sebuah sajian dianggap berhasil ketika dia tidak hanya bersifat hiburan, tapi mampu menyusupkan pesan. Menyadarkan penikmatnya tentang realita yang ada.
Anomali Perilaku dalam film ini makin menyadarkan kita tentang sebuah realita bahwa manusia digerakkan oleh kepentingannya. Puncak masalah adalah saat kepentingan itu kemudian merugikan orang lain. Sayangnya, mereka yang merugikan itu sama sekali tak tahu diri, tak merasa kalau dirinya harus ikut bertanggung jawab atas perbuatannya.
Di situlah titik mula terjadinya ketimpangan kepentingan, ketika hanya tujuan mereka saja yang mesti diunggulkan tanpa mau pedulikan lainnya.
Di sini juga tentang kepercayaan pada diri sendiri, impian, perlawanan pada pengkhianatan, juga pentingnya semangat solidaritas dalam pertemanan.
Semoga kehadiran ‘Mencuri Raden Saleh’ bisa menyemangati dan menambah gema antusias sineas muda Indonesia, terkhusus para seniman dan perupa. Mampu membangkinkan gairah berkesenian, menghadirkankan karya dan jadi berdaya.
Duh, belum nonton. Rencananya baru mau nonton sabtu besok. Semoga maaih tayang di bioskop ya.
Win belum nonton nih, ketinggalan nih. Berharap ada yang nemenin nonton, hehe
Pingin banget nonton ini tapi blom ada waktu juga buat nonton di bioskop. Bakal masuk disney hotstar gak ya?
Pastinya tapi mungkin beberapa bulan lagi, Mba…
Pastinya film ini bakal membjat anak2 muda secara nggak langsung belajsr sejarah. minimal mencari di gugel tentang penangkapan Diponegoro ky saya yang baca2 ulang lagi hehe.. tapi entah kenapa aku jadi kepikiran film Da Vinci Code yang lukisan monalisa itu
Yupop, aku pun jadi kepoin hehehhe😅
Waah reviewnya bagus dan detail, mbaa, bikin tambah pengen nonton film yang lagi jadi bahan obrolan dimana2 juga. Makasi sharingnya, mbaa…
film ini memang keren sih dan akting para pemainnya juga bagus. senang melihat iqbal semakin berkembang aktingnya dan bisa menampilkan karakter piko dengan sangat baik. dibanding film-filmnya terdahulu jelas ini akting terbaik iqbaal
Akhir-akhir ini film Indonesia sedang bagus-bagusnya yah, tapi sayang belum ada yang sempet di tonton, Mungkin film Mencuri Raden Saleh ini bisa jadi rekomondasi buat aku tonton dalam waktu dekat ini. apa lagi setelah dapet gambaran tentang film ini kayanya seru banget.