jurnalmega.com – Harus diakui bahwa waktu tak terlalu menggerus pesona Tom Cruise yang kali ini berperan sebagai Pete ‘Maverick’ Mitchell. Meski di tahun ini usianya genap kepala 6 namun penampilannya tetap prima terlebih saat adegan dalam pesawat tempur.
Top Gun: Maverick merupakan sekuel dari Top Gun I yang rilis 36 tahun lalu tepatnya di 1986. Ini yang menjadi acungan jempol karena Hollywood tetap menjaga konsistensinya untuk meluncurkan film hebat dan epik meski sampai lintas generasi.
Hal serupa ada pada Top Gun : Maverick yang sudah mulai tayang sejak 27 Mei 2022 lalu. Aksi menantang yang membuat rahang menganga dari awal hingga akhir cerita ditambah scene menyentuh jadikan film ini puncaki rekor box office.
Film yang disutradarai Joseph Kosinski ini didaulat sebagai film Tom Cruise dengan pendapatan tertinggi dibandingkan film-film Tom Cruise lainnya. Entertainment Weekly menyebut angka fantastis US$ 124 juta atau setara Rp 1.8 triliun. Wah angka fantastis ya!
Top Gun Maverick; Belajar Arti Melepaskan
Tom Cruise berperan sebagai pilot angkatan laut Amerika. Kepiawaiannya dalam menerbangkan beragam jenis pesawat membawanya dalam misi khusus. Petingginya meminta dirinya (Maverick) untuk melatih 6 pilot yang terpilih untuk menjalankan misi itu.
Meski awalnya menolak karena merasa tak cocok menjadi guru, akhirnya dia pun menerimanya. Penolakan Maverick disebabkan karena diantara 6 pilot tersebut ada Bradley ‘Rooster’ Bradshaw, anak sahabatnya Nick ‘Goose’ Bradshaw yang wafat saat bertugas bersamanya tepat saat Rooster baru berusia 4 tahun.
Kejadian itu menoktahkan trauma di benak Maverick. Dia tak siap merasakan kehilangan kembali karena misi rahasia tersebut berisiko tinggi termasuk kematian di medan tempur.
Melepaskan, “It is time to let go”
“It’s time to let go,” sebuah kalimat dari Laksamana Iceman, petinggi yang juga sahabat Maverick. Kalimat itu membuatnya tersadar bahwa dia tak bisa terus membiarkan dirinya dikuasai rasa bersalah akibat kematian Goose.
Dia harus berdamai dengan trauma, sedih, dan kehilangan ditinggalkan pun ketakutan berlebihan atas apa yang belum terjadi. Maverick merangkul Iceman tanda terima kasih dan bersyukur punya sahabat yang mengerti dan membantunya lepas dari keterbelengguan trauma diri.
Melebur Ego Diri
Di sisi Rooster, ternyata jauh di dalam lubuk hatinya, dia pun menyimpan kekesalan pada Maverick. Mereka berdua ada dalam ‘hubungan dingin’ karena rasa sedih kehilangan orang yang mereka cintai. Namun, mereka sadar bahwa misi rahasia penghancuran banker uranium tak boleh kacau karena urusan pribadi. Mereka pun akhirnya berdamai dengan ego masing-masing.
Tipe Pengajar yang Unik
Berlatih tanpa perlu banyak berteori, begitulah tipe Maverick dalam mengajari muridnya. Saat Maverick melempar tumpukan kertas yang berisi panduan penggunaan pesawat jelajah, saya sempat tersenyum dan langsung klik kalau Maverick bukan tipe pengajar yang text book, dia pasti punya cara berbeda. Benar saja, keenam muridnya itu langsung diajak uji terbang, praktek di dalam pesawat langsung.
Uniknya, Maverick punya cara jitu untuk menguatkan tim mereka dengan mengajak seluruh tim bermain rugby di tepi pantai. Sontak saja permainan itu meretas kekakaun diantara tim termasuk Maverick.
Sebuah Keyakinan, “Don’t Think Just Do it”
Setelah 3 minggu berlatih hari yang ditunggu pun tiba. Detik-detik menegangkan segera dimulai. Para pilot memasuki pesawat dan terbang menuju sasaran tembak. Mereka mengerahkan kemampuan terbaik agar misi ini tak berakhir di peti mati.
Bagian ini membuat saya meletakkan popcorn dan saksama memerhatikan tiap detik gerak para pilot. Di sinilah baru saya pahami kenapa para angkatan dituntut sehat secara fisik, mental dan baik sisi akademis. Karena kesemuanya itu menentukan kekuatan dan ketahanan mereka di medan tempur, disamping hal lainnya tentang kehendak Tuhan.
Dalam misi ini Maverick ikut terjun langsung memimpin, ditempatinya posisi pesawat paling depan. Dia pun nyaris tewas, beruntung Rooster datang menyelamatkan. Dalam kondisi genting itu Rooster teringat kata-kata Maverick dan ayahnya,”Don’t thing just do it.” Keyakinan dan keberanian Rooster pun terkumpul lalu bahu-membahu membantu Maverick. Bagaimana detailnya baiknya kalian saksikan.
Pemain yang Terlibat
Beberapa pemain masih sama dari Top Gun 1, yang lainnya datang dari generasi saat ini:
Miles Teller sebagai Bradley ‘Rooster’ Bradshaw anak Letnan Goose sahabat Maverick
Val Kilmer sebagai Laksamana Tom ‘Iceman’ Kazansky
Ternyata sakit kanker tenggorokan yang dialaminya adalah nyata tak hanya dalam scene. Kondisi itu yang membuat Val Kilmer tak bisa berkomunikasi atau berbicara secara normal. Adegan yang memunculkan suaranya ternyata Val bekerjasama dengan Sonantic (perusahaan teknologi asal London yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan guna menciptakan kembali suaranya)
Meski kemunculannya hanya beberapa menit, namun pesan yang ditinggalkan sebelum berpulang membawa banyak perubahan.
Jennifer Connelly, sebagai Penny Benjamin
Cinta lama Maverick yang kembali padanya. Aksi Penny saat mengaruhi samudera (karena dia hobu berlayar) sunggung menakjubkan. ‘Maverick jago angkasa, Penny jago laut,’ hmmm what a perfect couple kan…
Monica Barboro, sebagai Lt. Natasha ‘Phoenix’
Phoenix satu-satunya pilot perempuan yang terpilih. Aksi angkasanya keren, wajah cantik dan kecerdasannya, menambah daya Tarik film ini.
Bashir Salahuddin, sebagai Wo-1. Bernie ‘Hondo’ Coleman
Pria bertubuh tambun bertugas di menara kontrol. Dia pun sempat spot jantung saat mendapati sahabatnya itu nyaris tewas.
Jon Hamm, sebagai Laksamana Beau ‘Cyclone’ Simpson.
Charles Parnel, sebagai Laksamana Solomon ‘Warlock’ Bates.
Lewis Pullman, sebagai Lt. Robert ‘Bob’ Floyd.
Jay Ellis, sebagai Lt. Reuben ‘Payback; Fitch.
Danny Ramirez, sebagai Lt. Mickey ‘Fanboy’ Garcia.
Glen Powell, sebagai Lt. Jake ‘Hangman’ Seresin.
Jack Schumacher, sebagai Lt. Neil ‘Omaha’ Vikander.
Manny Jacinto, sebagai Lt. Billy ‘Fritz’ Avalone
Aksi Outstanding Lainnya
‘March 10’
March 9 atau March 10, awalnya saya kira itu merujuk ke tanggal tertentu. Ternyata itu kode kecepatan pesawat supersonic yang hendak diuji coba Tom Cruise. Para petinggi mereka berdebat tentang uji coba yang sempet hendak diurungkan, namun dia tetap nekat, “Hmmmmm ini dia,” batin saya.
Ternyata bukan hanya March 9, tapi Maverick mampu menembus March 10.2 meski akhirnya pesawat mengalami overheat dan meledak di angkasa (ups untuk babang ganteng baik-baik aja).
Aksi Nekat Pencurian F-14
Bukan Maverick namanya jika tak lihai dan cerdik. Ide mencuri pesawat F-14 milik lawan jadi alternatif penuh risiko. Pesawat jadul dengan tombol manual sempat membuat mereka kebingungan. Namun lagi-lagi “Don’t think just do it” jadi kalimat sakti yang kembali menyelamatkannya bersama Rooster hingga berhasil pulang ke kapal induk.
Kesan untuk Film Top Gun: Maverick
Meski saya belum menonton Top Gun 1, tapi tak menyurutkan kekaguman dan pemahaman saya tentang film ini secara utuh. Beberapa bagian saya tanya ke suami yang memang pernah menonton dan menjadikannya penggemar berat Top Gun 1.
Saya tanyai dia seputar hubungan persahabatan Maverick dengan Goose dan Iceman, juga tentang Penny Benjamin (yang ternyata mantan pacar Maverick yang menikah dengan orang lain karena kecewa dengan pilot tampan itu meski akhirnya dia pun bercerai).
Rating 10/10 laik diberikan. Kesemua indra saya terpuaskan menyaksikan film berdurasi 131 menit ini. Meski agak gemas dengan CLBK Maverick dan Penny, tapi hal itu sukses mempermanis keseluruhan film dengan adanya sentuhan cinta kasih.
Selain itu, film ini menunjukkan bahwa ada waktunya kita berdamai dengan diri untuk melepaskan dan menyakini. Membiarkan diri terbelenggu hanya akan membawa ketidaknyamanan.
Kerekatan Maverick dengan para sahabat dan muridnya menjadi bagian yang menyadarkan bahwa hidup dan bekerja tak hanya tentang persaingan, tapi adanya nilai persaudaraan membuat perjalanan hidup kian berkesan.
1 thought on “Top Gun Maverick; Tentang Arti Persahabatan, Melepaskan, dan Sebuah Keyakinan”